Saturday 30 July 2016

Teknologi vaksin bio farma yang sulit dipalsukan

Organisasi kesehatan internasional dunia WHO melalui perwakilan badan PBB mengakui bahwa dari sekitar 200 pabrik industri pembuat vaksin di seluruh dunia hanya 30 pabrik saja yang diakui resmi oleh mereka, dan salah satunya berada di negara Indonesia.

Atas ramai pemberitaan tentang kasus vaksin palsu yang melibatkan banyak rumah sakit-rumah sakit terkenal di Indonesia. PT Bio Farma selaku produsen pembuat vaksin, mengklaim bahwa teknologi vaksin terbaru mereka sangat sulit dipalsukan. Inovasi canggih ini tentu saja mencegah vaksin untuk mudah ditiru agar tetap mempertahankan kualitas vaksin itu sendiri.
Dan perbedaan yang ditemukan pada vaksin palsu, rata-rata di Impor langsung dari luar negeri yang kesemuanya merupakan hasil oplosan. Untuk kasus ini pun ditegaskan bahwa pegawai maupun mantan pekerja Bio Farma tidak pernah terlibat sama sekali dalam jaringan bisnis vaksin palsu.
Mengutip dari kompas.com, seperti apakah tiga teknologi vaksin yang diterapkan oleh PT Bio Farma ini?

1. Vaccine vial monitor (VVM)
Teknologi canggih pembuatan vaksin pertama yang diterapkan oleh Bio Farma menggunakan vaccine vial monitor atau VVM. Ini adalah sebuah label khusus dengan bentuk kotak dalam lingkaran yang dilekatkan ke semua kemasan botol vaksin hasil produksi PT Bio Farma.
Untuk penggunaan bahan dasarnya sendiri sangat sensitif terhadap perubahan suhu, terutama pada tingkat kepanasan. Jika kita mendapati VVM dengan tanda kotak berwarna putih itu artinya kualitas vaksin dijamin dalam kondisi yang sangat baik dan optimal.
Warna ini akan berubah sendiri sesuai perkembangan waktu. Biasanya warna kotak VVM akan berubah menjadi abu-abu muda, dan ini masih diperbolehkan penggunaannya selama tidak melewati batas tanggal kadaluarsa pemakaian.
Sedangkan jika sampai garis kotak yang berada di dalam lingkaran hilang sama sekali, ini menandakan vaksin tidak boleh digunakan lagi.
Terlebih jika sampai mengalami kondisi suhu panas melebihi batas toleransi, walaupun tanggal kadaluarsa masih jauh tapi akibat terkena suhu panas mencapai lebih dari 37 derajat celcius, biasanya VVM akan berubah warna menjadi hitam.
Vaksin ini menandakan sudah tidak layak pakai lagi, dan harus segera dibuang menurut penjelasan Yudha Bramanti selaku Kabag Pengemasan PT Bio Farma.
2. Uniject
Selain menggunakan teknologi VVM, Bio Farma juga menerapkan kemasan khusus Uniject, yaitu kemasan vaksin berbentuk mirip jarum suntik. Uniject ini hanya bisa dipakai sekali saja setelah itu dibuang, dan tidak usah khawatir akan diplagiat oleh tangan-tangan jahil, karena kemasan ini akan rusak secara otomatis setelah digunakan.
Tapi sayangnya, teknologi Uniject ini hanya baru diterapkan untuk pembuatan produk vaksin hepatitis B. Tidak tertutup kemungkinan produk vaksin yang lain dalam waktu dekat akan menggunakan sistem kecanggihan yang sama.
3. Freeze Dry
Teknologi canggih vaksin yang digunakan oleh Bio Farma terakhir adalah sistem Freeze Dry (Beku Kering) yang diterapkan pada vaksin Campak dan vaksin BGC. Ini adalah sebuah vaksin dengan bentuk seperti krim padat dan untuk cara penggunaannya harus memerlukan 'sesuatu' zat pelarut.
Jadi sangat mustahil bila vaksin dengan teknologi Freeze Dry ini bisa dipalsukan, karena bagaimana cara untuk mengoplosnya seperti yang ditemukan pada vaksin-vaksin palsu oplosan yang diimpor dari luar negeri.
Nah hebat kan teknologi vaksin dari bio farma ini.